Mimbarislam.com - Nuzulul Qur’an diperingati umat Islam untuk mengenang turunnya Al-Qur’an. Disebut Nuzulul Qur’an merujuk kepada sejarah turunnya Al-Qur’an yang disebut pada bulan Ramadhan. Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185 yang artinya,”Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”
Umat Islam di Indonesia berpendapat Nuzulul Qur’an itu terjadi pada 17 Ramadhan maka pada setiap malam 17 Ramadhan diperingati umat Islam di Indonesia dengan berbagai kegiatan seperti khatamul Qur’an, ada ceramah agama, ada berzikir dan lainnya.
Berbagai cara umat Islam mengapresiasi Nuzulul Qur’an sebagai turunnya Qur’an. Namun, turunnya Al-Qur’an itu bukan seperti benda yang turun dari atas ke bawah. Tidak bisa diilustrasikan secara materialistik, tidak bisa secara simbolik.
Nabi Muhammad SAW menjelaskan Al-Qur’an pertama kali diturunkan dari “Lauhul Mahfudz” (batu tulis yang terjaga) sampai ke “Baytil ’Izzah” (Langit Dunia) pada Malam ‘Qadr’ di bulan Ramadhan. Para ulama bersepakat bahwa dari “Baytil ’Izzah” itu adalah Malaikat Jibril AS yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap selama 23 tahun.
Mengenai tanggal turunnya Al-Qur’an itu ada yang menyebut tanggal ganjil pada sepuluh hari terakhir (‘asyrul awakhir) bulan Ramadhan yakni pada 27 Ramadhan. Ada yang berpendapat tanggal 17 Ramadhan sesuai dengan “Laelatul Qadr”.
Pendapat tanggal 17 Ramadhan ini dikaitkan dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Qadr ayat 1 dengan Surat Al-Anfal ayat 41 yang artinya, “jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan (Al-Qur?an) kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan”.
Hari Furqan itu hari bertemunya dua pasukan dalam pertempuran Badr yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H. Jelasnya, Nuzulul Qur’an mengenang turunnya Al-Qur’an dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah petunjuk bagi umat Islam. Makna dari memperingati Nuzulul Qur’an untuk mengambil hikmah dari Firman Allah untuk dipahami dan diamalkan dalam kehidupan umat Islam.
Jelas Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 1-2 yang artinya, “Alif Lam Mim. Itulah Kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang bertaqwa”.
Alif lam dan mim adalah kata “dzaalika” sebagai kata tunjuk bagi umat Islam sebuah keterkaitan antara manusia dengan Tuhan maka Al-Qur’an menjadi obat bagi manusia dengan mempergunakan akal yang baik dan benar. Ilmu pengetahuan telah menjelaskan sesungguhnya semua yang ada dalam Al Qur’an merupakan proses kejadian manusia sejak dalam kandungan sampai manusia itu lahir ke dunia dan proses adanya jagat raya ini.
Al Qur’an sebagai petunjuk bagi umat Islam maka Al Qur’an itu sumber segala ilmu pengetahuan, mulai dari ilmu kedokteran, ilmu alam, pertanian, sosial kemasyarakatan. Ilmu kedokteran dari proses diciptakannya manusia sampai manusia itu meninggal dunia.
Dalam Al Qur’an disebutkan manusia itu dari segumpal darah dan sejalan dengan konsep medis yang menjelaskan beberapa unsur dan jaringan, seperti ectoderm, mesoderm dan endoderm membentuk kulit dan sistem syaraf pusat. Mesoderm, membentuk otot halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, sistem urine, jaringan subcutaneous, sistem limpa dan kulit luar.
Al Qur’an mengajarkan manusia tentang kesehatan dan menginginkan agar manusia itu hidup sehat. Ilmu kedokteran dan kesehatan yang kini berkembang, bersumber dari kandungan isi Al Qur’an. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Seluruh bagian tubuh anak Adam akan (hancur) dimakan tanah kecuali tulang ekor ('ajbudz dzanab) darinya tubuh diciptakan dan dengannya dirakit kembali." (Riwayat Imam Muslim).
Dalam penelitiannya memotong tulang ekor sejumlah hewan melata, lalu mengimplantasikan ke dalam embrio Organizer atau pengorganisir pertama. Kemudian mencoba menghancurkan tulang ekor dan merebusnya dengan suhu panas tinggi dalam waktu lama. Setelah itu diteliti ternyata tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder pada guest body. Ternyata setelah ditumbuk dan dipanaskan sedemikian rupa, tulang ekor itu tidak hancur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya, "Tiada bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur (dimakan tanah) kecuali satu tulang yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat" (diriwayatkan HR. Al Bukhari)
Dr. Othman al Djilani dan Syaikh Abdul Majid melakukan penelitian pada bulan Ramadhan 1423 H lalu yakni mereka berdua memanggang atau membakar tulang ekor dengan suhu tinggi selama sepuluh menit. Bentuk tulang ekor itu berubah, menjadi hitam pekat. Lantas kemudian, mereka membawa tulang itu ke Al Olaki Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis.
Setelah diteliti dan dianalisis Dr. al Olaki, seorang profesor pada bidang histology dan pathologi di Sana’a University, ditemukan bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor itu tidak terpengaruh. Hebatnya, sel-sel itu ternyata dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih lama lagi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Ya- Sin ayat 78 yang artinya, “Dan Ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?"
Pada ayat 79 Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk"
Sesungguhnya kita yang memperingati Nuzulul Qur’an pada Bulan Ramadhan ini sesungguhnya kita sedang mengimplementasikan bahwa Al-Qur’an itu segala-galanya bagi umat Islam dari semua aspek kehidupannya karena Allah SWT telah memberikan petunjuk yang sangat lengkap bagi manusia di dunia ini.
Manusia dipastikan selamat selama di dunia dan juga akan selamat di akhirat apa bila Al-Qur’an menjadi pedoman dan landasan hidupnya. Al-Qur’an petunjuk hidup maha lengkap. Namun, umat Islam harus mengaji (membaca) dan mengkaji (mempelajari) isi kandungan Al-Qur’an itu serta selanjutnya mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Begitulah makna sesungguhnya dari Nuzul Qur’an buat kita semua umat Islam.
Umat Islam di Indonesia berpendapat Nuzulul Qur’an itu terjadi pada 17 Ramadhan maka pada setiap malam 17 Ramadhan diperingati umat Islam di Indonesia dengan berbagai kegiatan seperti khatamul Qur’an, ada ceramah agama, ada berzikir dan lainnya.
Berbagai cara umat Islam mengapresiasi Nuzulul Qur’an sebagai turunnya Qur’an. Namun, turunnya Al-Qur’an itu bukan seperti benda yang turun dari atas ke bawah. Tidak bisa diilustrasikan secara materialistik, tidak bisa secara simbolik.
Nabi Muhammad SAW menjelaskan Al-Qur’an pertama kali diturunkan dari “Lauhul Mahfudz” (batu tulis yang terjaga) sampai ke “Baytil ’Izzah” (Langit Dunia) pada Malam ‘Qadr’ di bulan Ramadhan. Para ulama bersepakat bahwa dari “Baytil ’Izzah” itu adalah Malaikat Jibril AS yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap selama 23 tahun.
Mengenai tanggal turunnya Al-Qur’an itu ada yang menyebut tanggal ganjil pada sepuluh hari terakhir (‘asyrul awakhir) bulan Ramadhan yakni pada 27 Ramadhan. Ada yang berpendapat tanggal 17 Ramadhan sesuai dengan “Laelatul Qadr”.
Pendapat tanggal 17 Ramadhan ini dikaitkan dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Qadr ayat 1 dengan Surat Al-Anfal ayat 41 yang artinya, “jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan (Al-Qur?an) kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan”.
Hari Furqan itu hari bertemunya dua pasukan dalam pertempuran Badr yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H. Jelasnya, Nuzulul Qur’an mengenang turunnya Al-Qur’an dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah petunjuk bagi umat Islam. Makna dari memperingati Nuzulul Qur’an untuk mengambil hikmah dari Firman Allah untuk dipahami dan diamalkan dalam kehidupan umat Islam.
Jelas Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 1-2 yang artinya, “Alif Lam Mim. Itulah Kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang bertaqwa”.
Alif lam dan mim adalah kata “dzaalika” sebagai kata tunjuk bagi umat Islam sebuah keterkaitan antara manusia dengan Tuhan maka Al-Qur’an menjadi obat bagi manusia dengan mempergunakan akal yang baik dan benar. Ilmu pengetahuan telah menjelaskan sesungguhnya semua yang ada dalam Al Qur’an merupakan proses kejadian manusia sejak dalam kandungan sampai manusia itu lahir ke dunia dan proses adanya jagat raya ini.
Al Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan
Al Qur’an sebagai petunjuk bagi umat Islam maka Al Qur’an itu sumber segala ilmu pengetahuan, mulai dari ilmu kedokteran, ilmu alam, pertanian, sosial kemasyarakatan. Ilmu kedokteran dari proses diciptakannya manusia sampai manusia itu meninggal dunia.
Dalam Al Qur’an disebutkan manusia itu dari segumpal darah dan sejalan dengan konsep medis yang menjelaskan beberapa unsur dan jaringan, seperti ectoderm, mesoderm dan endoderm membentuk kulit dan sistem syaraf pusat. Mesoderm, membentuk otot halus sistim digestive (pencernaan), otot skeletal (kerangka), sistem sirkulasi, jantung, tulang pada bagian kelamin, sistem urine, jaringan subcutaneous, sistem limpa dan kulit luar.
Al Qur’an mengajarkan manusia tentang kesehatan dan menginginkan agar manusia itu hidup sehat. Ilmu kedokteran dan kesehatan yang kini berkembang, bersumber dari kandungan isi Al Qur’an. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Seluruh bagian tubuh anak Adam akan (hancur) dimakan tanah kecuali tulang ekor ('ajbudz dzanab) darinya tubuh diciptakan dan dengannya dirakit kembali." (Riwayat Imam Muslim).
Dalam penelitiannya memotong tulang ekor sejumlah hewan melata, lalu mengimplantasikan ke dalam embrio Organizer atau pengorganisir pertama. Kemudian mencoba menghancurkan tulang ekor dan merebusnya dengan suhu panas tinggi dalam waktu lama. Setelah itu diteliti ternyata tulang ekor itu tetap tumbuh dan membentuk janin sekunder pada guest body. Ternyata setelah ditumbuk dan dipanaskan sedemikian rupa, tulang ekor itu tidak hancur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya, "Tiada bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur (dimakan tanah) kecuali satu tulang yaitu tulang ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat" (diriwayatkan HR. Al Bukhari)
Dr. Othman al Djilani dan Syaikh Abdul Majid melakukan penelitian pada bulan Ramadhan 1423 H lalu yakni mereka berdua memanggang atau membakar tulang ekor dengan suhu tinggi selama sepuluh menit. Bentuk tulang ekor itu berubah, menjadi hitam pekat. Lantas kemudian, mereka membawa tulang itu ke Al Olaki Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis.
Setelah diteliti dan dianalisis Dr. al Olaki, seorang profesor pada bidang histology dan pathologi di Sana’a University, ditemukan bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor itu tidak terpengaruh. Hebatnya, sel-sel itu ternyata dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih lama lagi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Ya- Sin ayat 78 yang artinya, “Dan Ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?"
Pada ayat 79 Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk"
Sesungguhnya kita yang memperingati Nuzulul Qur’an pada Bulan Ramadhan ini sesungguhnya kita sedang mengimplementasikan bahwa Al-Qur’an itu segala-galanya bagi umat Islam dari semua aspek kehidupannya karena Allah SWT telah memberikan petunjuk yang sangat lengkap bagi manusia di dunia ini.
Manusia dipastikan selamat selama di dunia dan juga akan selamat di akhirat apa bila Al-Qur’an menjadi pedoman dan landasan hidupnya. Al-Qur’an petunjuk hidup maha lengkap. Namun, umat Islam harus mengaji (membaca) dan mengkaji (mempelajari) isi kandungan Al-Qur’an itu serta selanjutnya mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Begitulah makna sesungguhnya dari Nuzul Qur’an buat kita semua umat Islam.
oleh : Dra. Yusna Hilma Sinaga
Tag :
Nuzul Qur'an
0 Komentar untuk "Nuzul Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Manusia"